Minggu, 27 Maret 2011

KETIKA IBLIS DITANYA RASUL

Ketika Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Sahabat menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
“Siapa yang memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Maka terjadilah percakapan antara Rasulullah dengan Iblis. Rasulullah memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar orang-orang yang dibenci Iblis, amalan-amalan yang paling tidak disukai iblis dan manusia yang menjadi teman iblis. Berikut petikan dialognya.
Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”
” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa ?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah? ”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam. ”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam. ”
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar. ”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah. ”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“ Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba. ”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri .”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Begitulah percakapan antara Rasulullah dengan iblis. Meski aku sendiri belum tahu kesahihan hadits ini, tapi aku yakin cerita ini banyak manfaatnya. Semoga bisa jadi pelajaran bagi kita agar senantiasa mawas diri dan berhati-hati terhadap semua tindakan sehingga kita bukan termasuk orang-orang yang menjadi temannya iblis. Amien.

SENANDUNG CINTA KAHLIL GIBRAN

Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di Beshari, Lebanon. Beshari sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Tak heran bila sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Mungkin ini yang membuatnya sangat mahir mendeskripsikan alam dan keindahannya.
Karya-karyanya banyak dikagumi masyarakat hingga sekarang. Puisi-puisinya sering menjadi inspirasi bagi para musisi dan sastrawan. Beberapa buku yang dia tulis adalah “Spirits Rebellious”, “Broken Wings”, “The Madman“, “His Parables and Poems“, “Twenty Drawing“, “The Forerunne“, dan “Sang Nabi“. Semuanya dapat sambutan baik dari masyarakat.
Berikut beberapa puisi-puisi Khalil Gibran yang mengulas keindahan CINTA. Semakin indah dengan rangkaian kata-kata yang membuat Anda melayang dimabuk kepayang. Pesona CINTA yang disulam sedemikian syahdu oleh tangan seorang Gibran. Selamat menikmati.
======================================================
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah senantiasa.
Bekerja dengan rasa cinta, berarti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri orang lain dan kepada Tuhan. Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bekerja dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka fikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya.
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.
Cinta tidak menyadari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang

10 CIRI PRIBADI YANG LUAR BIASA

Menjadi pribadi yang luar biasa, orang dengan karakter hebat dan memiliki keseimbangan hidup yang menjadikannya sebagai manusia extra ordinary. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki para pribadi luar biasa itu? Apa ada sifat yang belum kita miliki?
Ayo kita belajar untuk menjadi pribadi hebat. Pribadi yang sangat jarang dimiliki oleh setiap orang di muka bumi ini. Tapi bukan tidak mungkin kita bisa memilikinya. Inilah sepuluh karakter manusia luar biasa yang mesti terus dipupuk dalam diri kita.
Kesatu, Rendah Hati.
Sikap rendah hati mengungkapkan kekuatan bukan kelemahan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.
Kedua, Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Ketiga, Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Keempat, Tulus
Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta.
Kelima, Berjiwa Besar
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Keenam, Setia
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Ketujuh, Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kedelapan, Selalu Ceria
Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Kesembilan, Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ‘ringan’. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil atau berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stres dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
Kesepuluh, Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Aku mencintainya, seperti mecintai SURGA ALLAH
Engkau amanahkan kepada kami..
Hamba memohon ya Rabb jadikan malaikat kecilku ini kelak menjadi hamba sholihah..
Ampuni kami ya Rabb jika kami tidak bisa mengantarkan buah hati kami dengan Qur’ani
Kelemahan kami.. keterbatasan kami
Hamba mohon Engkau jadikan buah hati kami yang berguna untuk ummat
karuniakan kemudahan dalam urusan dunia akhiratnya
AmanahMu adalah harapan bagi kami saat kami pulang…
Ampuni ya Rabb semua khilaf hamba
Met milad sholihah..
Semangatmu menjadikan ibu bapak bahagia..
26 des 2010
(From my Mom)
*Jazakillah khair bu, atas doa nya lwt sms pagi ini..


* * * * * * * * * * *
Ya ALLAH… aku melihat lukisan surgaMu ada di kedua orang tuaku, ibu bapakku
Bersyukur hamba memiliki kedua orang tua seperti mereka, atas segala tarbiyah yang telah mereka berikan padaku.
Ijinkan hamba ya Rabb.. bisa menjadi apa yang mereka inginkan..
Jadikan hamba sebagai jembatan menuju syurgaMu kelak bagi ibu bapak
Jagalah mereka selalu dalam ketaatan padaMu hingga akhir hayatnya..
Kuatkanlah mereka selalu dalam tali agamaMu.
aamiin ya Rabb..

Waktu

Asmaul Husna
Manusia yang disiplin dalam waktu, jadwal kerja& menepati janji adalah umat ISLAM. merekalah yang seharusnya paling komitmen ttg pentingnya waktu dlm ISLAM
Hanyalah hamba Allah yang lemah tanpa daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganNYA, dan terus berusaha membersihkan hati, menjernihkan pikiran, dan menata akhlaq demi menggapai ridha ILLAHI

Puisi Wanita Sholehah



Puisi Wanita Sholehah

Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.bahan dunia.

sEBAIK bAIK wAnita

Mampukah Aku Menjadi Wanita Sholeha


Semalam aku mendapat sms dari sahabat lama nun jauh di seberang sana
subhanallah.. isi sms itu sungguh membuat aku malu dan terharu sekaligus termotivasi
"Hari yang diberkahi, Semoga Alloh menjadikan sahabatku MUJAHIDAH TANGGUH, Secerdas Aisyah, Sesabar Fatimah, Setegar Ummu Sulaim, Selembut Khadijah, Seberani Shafiyah. Wish Alloh Always with u My Dear"
subhanallah.. sms itu mengingatkan ku kembali kepada sosok wanita-wanita sholeha tersebut, terbayang dipelupuk mataku bagaimana cerdasnya Ibunda Aisyah, bagaimana sabarnya Fatimah dalam menghadapi kehidupannya yang sangat sederhana, bagaimana Tegarnya Ummu Sulaim menghadapi suaminya, bagaimana Lembutnya Ibunda Khadijah ketika menenangkan Baginda Rasulullah saat beliau ketakutan dalam menerima wahyu, bagaimana Beraninya Ibunda shafiyah....
subhanallah....., aku? pantaskah aku mendapat julukan wanita sholeha????
cerdas?Tegar?Lembut?Berani? sudahkah sifat-sifat mulia itu melekat dalam diriku???
Ya Rabb, jika sifat-sifat itu belum ada dalam diriku, Izinkan aku , beri aku kemampuan tuk dapat memiliki sifat-sifat itu Ya Rabb.
Aku ingin menjadi wanita yang cerdas, walau mungkin aku tak kan pernah sanggup menyamai Ibunda Aisyah
Aku ingin menjadi wanita yang Sabar seperti Fatimah Az-Zahra, sabar dalam setiap keadaan
Aku ingin menjadi wanita yang Tegar seperti Ummu Sulaim, TEgar dalam menghadapi segala cobaan hidup
Aku ingin menjadi wanita yang Lembut, walau aku sadar tak kan sanggup aku menjadi selembut Ibunda Khadijah
Aku ingin menjadi wanita yang berani seperti Ibunda Shafiyah, berani mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang bathil itu bathil.
Ya Rabb, bimbing aku, hingga ku dapat menjadi wanita sholeha penghias dunia penghuni Syurga Aamiin.
1 Tahun lalu ada seorang sahabat yang mengirimkan puisi dibawah ini untuk ku....
"MAMPUKAH AKU MENJADI WANITA SHOLEHA"
The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries,or the way she combs her hair.
The beauty of a woman must be seen in her eyes,because that is the doorway to her heart, the place where love resides.
The beauty of a woman is not in a facial mole,
But true beauty in a woman is reflected in her soul.
It is the caring that she lovingly gives, the passion that she shows and the beauty of a woman.
With passing years-only grows!
Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
Agung cintanya pada Allah dan Rasulullah
Hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah
Penawar hati kekasih Allah
Susah dan senang rela bersama...
Dapatkah ku didik jiwa seperti Siti Aishah?
Isteri Rasulullah yang bijak
Pendorong kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan...
Mengalir air mataku
Melihat pegorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan ayahnya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga...
Ketika aku marah
Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah....
Tabah jiwaku
Setabah umi Nabi Ismail
Mengendong bayinya yang masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Diterik padang pasir merak
Ditinggalkan suami akur tanpa bantah
Pengharapannya hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar....
Mampukah aku menjadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah....
NB: semoga kita semua (para akhwat) dapat terus berusaha tuk menjadi wanita sholeha, sebagaimana yang disebutkan bahwa "sebaik-baik perhiasan dunia adalah Wanita yang Sholeha".

Puisi Wanita Sholehah

Laksana rembulan...
Menyinari insan bumi.

Jika ia memandang...
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata...
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum...
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.

Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.

Laksana sahabiyah...
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.

Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.

Duhai para Muslimah yg dicintai Allah...mari lihat, baca dan serapi tulisan ini ^_^

Inilah Alasan Mengapa Aku Enggan Berjilbab
By Ar Rumaisha' Amal Today at 04:45

Bismillah Ar Rahman Ar Rahim



Saudaraku yang semoga Allah merahmatimu..

Aku tuliskan catatan ini wahai saudaraku, bukan karena aku lebih baik darimu..
Atau bukan karena aku paling baik diantara kalian..

Sungguh, semata-mata ku lakukan karena aku peduli padamu. Karena kau saudaraku dan aku mencintai kebaikan bagimu sama seperti aku mencintai kebaikan untuk diriku sendiri. Dan barangkali kau pernah mendengar, bahwa agama ini adalah nasihat. Maka aku menasihati diriku sendiri yang utama kemudian kau, saudaraku di jalan Allah.

Bagiku hijab adalah suatu kebaikan yang teramat berharga. Ia merupakan kebanggaanku, kehormatanku, kemuliaanku, juga ciri khas serta identitasku sebagai seorang Muslimah. Maka dengan mengharap keridhaan dari Rabb-ku Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, aku menghendaki agar kebaikan yang kurasakan bersama hijab ini dapat pula kau rasakan.

Aku sampaikan begini sebab aku tidak ingin kemudian kau berkata di belakangku, “Mengapa orang ini mencampuri urusanku?! Ini hidupku dan aku yang menjalaninya. Berjilbab atau tidak biarlah urusanku dengan Tuhanku saja!”


Tidak, aku tidak menginginkan kalimat tersebut terucap dari lisanmu. Aku katakan kembali bahwa aku tidak memiliki keinginan untuk mencampuri urusanmu. Aku hanya menginginkan bagimu kebaikan sebagaimana aku menginginkan kebaikan untuk diriku.

Semoga Allah memberiku hidayah demikian pula bagimu..

Dibawah ini kutulis beberapa alasan para wanita Muslimah, mengapa mereka enggan menutupi auratnya, padahal telah datang pada mereka kabar dari Tuhan-nya bahwa mengenakan jilbab adalah wajib.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya,

“Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Ahzab: 59]

Perhatikanlah saudaraku, barangkali satu diantaranya adalah pernyataan yang menjadi alasanmu juga.

Pertama,“.. ah, yang terpenting bagiku adalah hati, bukan penampilan! Apakah berjilbab ataukah tidak”
Betulkah begitu saudaraku? Betulkah bahwa penampilan atau hal yang tampak merupakan sesuatu yang kurang begitu penting bagimu?

Baiklah, bantulah dirimu untuk mengingat apa yang telah kau lakukan sejak pagi tadi. Bukankah pagi tadi kau membersihkan tubuhmu, memakai pakaian bagus, lalu memoles wajahmu dengan blush on dan lipstick berwarna peach, kemudian memberikan sedikit hair mask pada rambutmu, dan tak lupa menyemprotkan parfum lalu keluar menuju kampus atau tempat kerjamu. Kau akan pergi setelah menilai penampilanmu oke. Bukankah hal tersebut menandakan bahwa sebenarnya penampilan teramat penting bagimu?

Well, aku anggap kau telah sependapat denganku, bahwa baiknya hati sangat penting. Namun penampilan zahir (tampak) pun sangatlah penting.

Selanjutnya aku kutipkan padamu sebuah hadits yang mulia dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam,

“ Ingatlah bahwa sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging apabila baik gumpalan tersebut maka baiklah jasad tersebut dan sebalikya apabila rusak maka rusaklah jasad tersebut ingatlah bahwa itu adalah hati”

Perhatikanlah wahai saudaraku..
Bahwa ternyata baiknya hati dan baiknya jasad (penampilan) berbanding lurus, tidak mungkin kau mengambil salah satu dan mengenyampingkan yang lainnya. Jadi jika hatimu baik, maka akan baik pula jasad atau penampilanmu. Dan menutup auratmu dengan mengharap ridha Allah merupakan sebuah amalan zahir (tampak) yang sangat agung dan merupakan salah satu upaya untuk memperbagus penampilanmu. Tentunya merupakan sebuah kewajiban dari Rabb-mu Yang Maha Kuasa tanpa bisa kau negosiasikan kembali.

Kesimpulannya, tidak mungkin kau melakukan amalan batin sedang tidak diiringi dengan amalan zahir. Dan sesungguhnya seorang yang jujur dalam keimanannya untuk memperbaiki hatinya, pastilah tidak akan melewatkan untuk melakukan ketaatan kepada Allah yakni berhijab dan memperbaiki jasadnya (amalan zahir).

Kedua “Aku lihat banyak sekali orang yang berjilbab namun akhlak mereka buruk. Dan ditempat lain banyak kawan-kawanku yang tidak memakai jilbab namun mereka baik..”
Jadi itulah yang membuatmu enggan berjilbab wahai saudaraku? Dan kau memilih menjadi seperti kawan-kawanmu yang tidak mengenakan jilbab namun mereka telah baik menurutmu?

Aku katakan padamu bahwa aku mengenal seseorang yang baik padaku namun dia adalah seorang pecandu alkohol. Apakah itu menunjukkan bahwa aku mesti menjadi seorang alcoholic?

Lalu akupun memiliki teman-teman dari kalangan Nasrani, Hindu dan Budha, beberapa dari mereka gemar memberi, suka menolong, dan sikap mereka sangat baik kepada manusia meski tidak seagama dengan mereka. Apakah hal tersebut kemudian membuatku mengatakan “Aku memilih menjadi seperti mereka. Menjadi seorang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha sebab mereka sangat baik”


Ketiga“Jujur, aku khawatir kelak susah mendapatkan jodoh dengan jilbab yang ku kenakan”
O dear.. cobalah bertanya begini pada dirimu sendiri,
“Laki-laki seperti apa yang ku inginkan untuk dinikahi”
“Ayah yang bagaimana yang aku inginkan untuk anak-anakku kelak?”

Pikirkanlah untuk menjawab pertanyaan tersebut..
Saudaraku, apakah kau ingin menikah dengan laki-laki yang hanya ingin mencari pasangan dengan gaya rambut menarik dan betis yang mulus?

Dimana laki-laki tersebut tidak akan berpikir sedikitpun untuk menikahi wanita yang membungkus tubuhnya dengan jilbab sebab yang menarik hatinya adalah para wanita yang gemar berganti gaya rambut dan mempertontonkan setengah dadanya. Benarkah laki-laki seperti demikian yang kau inginkan untuk menikah denganmu?

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam tanzil-Nya,
“...wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula…” [An-Nuur: 26]

Subhanallah..
Kau punya waktu untuk merenungkannya kembali dengan pikiranmu yang jernih saudaraku..

Tidakkah kau inginkan seorang laki-laki shalih?

Bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau menginginkan suamimu kelak yang dapat menjadi seorang Imam bagimu dan anak-anakmu?

Seorang laki-laki yang dapat membimbingmu dan mengarahkanmu kepada kebaikan..

Seorang laki-laki yang menjaga kehormatanmu dan kehormatan keluargamu..

Seorang laki-laki yang memuliakanmu..

Seorang laki-laki yang memiliki tekad kuat untuk mengamalkan ayat Allah yang mengatakan:
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..” [Lihat At-tahrim ayat 6]

Bukankah kau menginginkan seorang laki-laki yang menjadi teladan baik bagi anak-anakmu kelak?

Bukankah kau pernah bercita-cita memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah warrahmah?

Jawablah pertanyaanku..
Bagaimana bisa kau mendapatkan apa yang kau ingini dan kau cita-citakan dari seorang laki-laki yang hanya menginginkan keindahan tubuh wanita untuk dipamerkan, yang bahkan tidak memiliki cukup iman untuk menyukai jilbab bagi istrinya??

Keempat “Aku pun khawatir akan sulit mendapatkan pekerjaan dan sulit untuk berkarir."
Saudaraku, tidak pernahkah kau memperhatikan seekor burung?
Dia terbang pada pagi harinya meninggalkan sangkarnya, kemudian tidak lama kembali pada keluarganya dan membawakan mereka makanan.

Lalu siapakah Dzat yang memberi burung-burung tersebut rizki dari langit?

Aku yakin kau akan menjawab “Allah-lah Meha Pemberi Rizki”

Apakah kau berpikir bahwa Allah memberi rizki pada burung-burung tersebut dan tidak memberi rizki kepadamu?

Apakah kau berpikir bahwa Allah Ta’ala zalim?

Apakah kau akan berpikir bahwa Allah memerintahkan sesuatu untukmu kemudian Dia menyulitkanmu?

Bahwa Dia memerintahkanmu untuk berjilbab lalu membiarkanmu hidup di dunia tanpa memperoleh rizki?

Apa yang kau khawatirkan wahai saudaraku?

Perhatikanlah kalam Allah berikut,

“Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” [Huud : 6]

Saudaraku, aku berdoa kepada Allah agar melembutkan hati-hati kita..

Barangkali saat ini angan-anganmu terhadap dunia begitu tinggi..
Kau bercita-cita begini.. berambisi itu.. ingin menjadi begini dan begitu..
Kau ingin agar sukses di dunia kemudian melakukan sebab dan upaya agar tercapai keinginanmu tersebut. Namun sudahkah kau berpikir dan bercita-cita untuk kehidupanmu di akhirat nanti?

Maka akan kau jawab, “Tentu saja sista! Siapa-lah yang tidak ingin mencapai kesuksesan di akhirat?!”

Lalu sejauh mana upayamu dalam menggapai kesuksesan dan kebahagiaan tersebut wahai saudaraku?

Kau diam.

Bahkan kau ingin mendapatkan surga dalam keadaan enggan untuk taat kepada Rabb-mu? Enggan untuk berjilbab?

Kau berpikir untuk mengejar dunia, padahal sesungguhnya dunia akan berpaling darimu, membelakangimu serta mengkhianatimu. Sebab dunia pastilah akan musnah. Sedang akhirat, itulah negeri yang kekal dan abadi. Maka bagaimana kau mengejar sesuatu yang akan musnah dan membelakangi sesuatu yang kekal?

Alangkah indah nasihat dari Hasan Al-Bashri yang mengatakan.
“Permisalan antara dunia dan akhirat adalah seperti timur dan barat. Semakin engkau dekat pada satu sisi, semakin jauh engkau pada sisi yang lainnya.”

Saudaraku yang semoga Allah memberkahimu..

Sungguh, bukanlah aku menasihatimu untuk melupakan dan membelakangi dunia. Sebaliknya aku menasihati diriku sendiri kemudian kau agar bersemangat dalam memperoleh apa-apa yang bermanfaat bagi kita, baik di dunia maupun di akhirat.

“Bersemangatlah memperoleh sesuatu yang bermanfaat begimu dan mintalah pertolongan kepada Allah. Serta jangan merasa lemah.” (HR. Muslim)

Dan agar bersemangat dalam menatap masa depan.
Disebabkan masa depan dunia memiliki ujung dan tidak kekal, maka akan sangat adil bagi kita untuk memilih memprioritaskan masa depan yang lebih cemerlang, menjanjikan, serta abadi. Tiada lain akhirat.

Allah Al-Ghaniy, Yang Maha Kaya berfirman dalam kalam-Nya yang mulia,

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". [Ath-Thalaq: 2-4]

Tersenyumlah saudaraku sebab Allah Ta’ala telah berjanji padamu dalam keadaan kau mengetahui bahwa janji Allah adalah benar.

Tersenyum lalu hiburlah lagi dirimu dengan hadits yang mulia berikut,

"Barang siapa yang Akhirat menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup di dalam hatinya serta mempersatukannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan putuh dan hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya. Allah akan menjadikan kefakiran berada dii depan matanya serta mencerai-beraikannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditetapkan baginya." [HR. Tirmidzi]

Saudaraku, aku berharap kau tidak lagi khawatir akan rizki dan duniamu. Dan semoga hal ini tidak lagi menjadi alasanmu mengapa enggan berjilbab. Allah saja-lah Yang Memberi taufiq.

Kelima “Pelan-pelan, aku ingin menjilbabi hatiku terlebih dahulu..”
Aku tersenyum. Sebab pernyataan inilah yang paling sering kau jadikan pelurumu dalam menyangkal nasihat-nasihat kawanmu tentang jilbab. Seringkali ku dengar para wanita mengucapkan ini dengan senyum mengembang dan rasa puas.

Aku bertanya padamu saudaraku, apa yang kau maksudkan dengan “menjilbabi"?

Apakah maksud dari menjilbabi olehmu adalah mensucikan, membersihkan, memperbaiki bagitu?

Baiklah aku ambil kesimpulan bahwa saat ini kau tengah berupaya memperbaiki, membersihkan dan mensucikan hatimu.

Lalu bagaimana upayamu sejauh ini?
Apa yang tengah kau lakukan untuk memperbaiki dan mensucikan hatimu tersebut?

Saudaraku, semoga Allah memperbaiki urusanmu..

Aku beri tahu sesuatu yang sangat penting untuk kau ketahui. Bahwa mensucikan hati dan menjadikannya bersih dari segala kotoran dan penyakit tidaklah dapat ditempuh kecuali dengan beberapa sebab seperti meninggalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah, melakukan ketaatan dan memperbanyak bertaubat kepada-Nya.

Allah Ta'ala berfirman,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” [An-Nur: 30]

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam ayat ini bahwa sucinya hati itu terjadi setelah menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, yaitu menundukkan pandangan dari yang diharamkan Allah Ta’ala.

Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.(Ibnul Qayyim)

Dan wahai saudaraku, dengan apa kau dapat menundukkan pandangan serta menjaga kehormatanmu jika bukan dengan berhijab?

Maka kau telah keliru dalam berpandangan dan mengambil sikap. Kau mengira dengan menunda berjilbab dan melakukan apa yang kau sebut dengan upaya menjilbabi hati adalah sebuah cara yang sudah benar, ternyata sebaliknya. Cobalah kau berpikir lagi, bagaimana mungkin kau dapat mensucikan hatimu, sedang tidak kau tempuh sebuah upaya yang berarti. Yang bahkan kau menunda-nunda kebaikan dan enggan untuk memenuhi perintah Rabb-mu. Lalu dengan tersenyum kau berkata “Aku ingin menjilbabi hati dulu..”. Tidakkah hal tersebut sia-sia belaka?

Saudaraku, tempuhlah sebab-sebabnya serta berlapang dadalah. Sungguh, mengenakan jilbab dan menjaga kehormatanmu itulah cara tepat untuk menjilbabi hati.


Keenam“Yang penting aku shalat 5 waktu, berpuasa pada Ramadhan dan mengeluarkan zakat!”
Ya, kau benar saudaraku. Shalat, berpuasa dan mengeluarkan zakat adalah amalan-amalan yang agung dan termasuk kedalam kewajiban utama sebagai Muslim. Sebab islam dibangun dengan 5 rukun yang 3 diantaranya apa yang telah kau sebutkan tadi bukan? Kau pasti menghapal rukun tersebut.

Namun tentu kau mengetahui betul bahwa syariat Islam yang telah Allah turunkan dengan Hikmah dan Keadilan-Nya ini bukanlah sebatas perkara shalat atau puasa saja.



Kau tahu bahwa perintah mengenakan jilbab adalah nyata tertulis didalam Kitabullah Al Karim. Bahwa tidak ada pertentangan dari zaman dahulu hingga sekarang antara para ulama tentang wajibnya menutupi aurat. Jika kau mendengar ada tokoh-tokoh yang menyerukan bahwa berjilbab tidaklah wajib, maka yakinlah bahwa mereka sejatinya tidak menginginkan syariat Allah melainkan mempertuankan hawa nafsu-nya . Berdoalah kepada Allah agar dijauhkan dari kesesatan mereka.

Dan aku katakan padamu bahwa tidaklah Allah turunkan perintah dan larangan bagi hamba-hamba-Nya kecuali Dia menghendaki kemudahan, kebaikan dan keselamatan.

Dalam Kitab-Nya yang mulia, Ar Rahman berfirman yang artinya,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya..” [An-Nur: 31]

“Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Ahzab: 59]

Maka khawatirlah wahai saudaraku, jika jiwamu condong kepada menerima syariat Allah yang satu lalu menolak syariat yang lainnya. Khawatirlah dengan ucapanmu yang enggan berjilbab dengan mengatakan, “Yang terpenting aku shalat, puasa, dan berzakat..”

Khawatirlah sebab Allah telah mencela Bani Israil, dengan sebab mereka melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian yang lain.

“…Apakah kamu beriman kepada sebahagian AI-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” [Al-Baqarah: 85]


Ketujuh“Jilbab membatasi kebebasan saya!”
Bagimu jilbab membatasi kebebasanmu, namun bagiku sebaliknya. Eye Shadow, lipstick, short dress, dan high heels lah yang sama sekali telah membatasi kebebasanku.

Lalu aku bertanya, apa definisi kebebasan menurutmu?

Barangkali kau hendak mengatakan bahwa kebebasan adalah “Ketika aku bebas melakukan apapun yang aku ingin lakukan”.

Demi Allah, bukan itu yang Rabb-mu kehendaki wahai saudaraku..

Kebebasan adalah dalam melakukan hal yang benar, bukan melakukan apapun yang ingin kau lakukan!

Saudaraku kau seorang Muslimah. Dan kau beriman kepada kitab Allah. Maka hal yang semestinya kau lakukan adalah berbangga dengan identitas seorang muslimah yakni hijab. Manakala orang-orang selainmu yakni kaum kafir berbangga dengan hot pant dan bikini maka kau berbangga jilbabmu. Tidakkah kau berpikir bahwa ini istimewa?
Hal isitimewa yang dikehendaki oleh Pencipta-mu untukmu, yang tidak dikehendaki oleh wanita-wanita kafir.

Bahwa Dia menghendaki kemuliaan bagimu. Semakin kau menutup rapat auratmu, maka semakin tinggi harga dirimu sebagai wanita. Semakin tinggi kehormatanmu. Dan ini adil sekali.

Aku sampaikan sebuah hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam, bahwa beliau bersabda,

“Sesungguhnya di antara apa yang didapati manusia dari ucapan nabi-nabi yang terdahulu adalah ‘Apabila engkau tidak malu, maka lakukan apa pun yang engkau mau’.”

Lagi-lagi “malu” menjadi tolok ukur seseorang dalam banyak perbuatannya. Bahwa orang yang menginginkan untuk berbuat sesuka hati menandakan kurang sekali rasa malunya.

Benarlah apa yang dikatakan seorang sahabat, Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu,
“Malu dan iman itu senantiasa ada bersama-sama. Bila hilang salah satu dari keduanya, hilang pula yang lainnya.”

Dan benar sekali bahwa kau bebas untuk melakukan apa yang kau mau. Kau bebas berbuat, berpikir, berucap. Kau bebas memilih beragama ataukah tidak. Kau bebas memutuskan ingin menjilbabi tubuhmu atau tidak. Kau bebas melangkahkan kakimu kemana saja kau inginkan.

"If you feel no shame, then do as you wish"

Dan jangan putus mengingat bahwa Tuhanmu pun bebas membuat perhitungan denganmu.


Kedelapan“Ya, aku tahu bahwa jilbab itu wajib bagi setiap wanita Muslim, namun aku betul-betul belum siap. Aku khawatir jika jika dipaksakan, nantinya akan on-off dalam memakainya”
Aku nasihatkan pertama-tama untukku kemudian engkau wahai saudaraku agar memperbanyak memohon ampun dan memohon hidayah kepada Rabb At Tawwab dan Al Haadii, Rabb Yang Maha Penerima Taubat serta Maha Pemberi Petunjuk. Berharaplah semoga dengan begitu Allah melembutkan hati-hati kita dan memudahkan kita dalam melakukan ketaatan.

Sungguh jika kau ketahui wahai saudaraku, perintah yang Allah tujukan bagimu dan kau enggan melaksanakannya maka siapakah yang kelak merugi? Apakah Dia, Allah Yang Maha Suci akan merugi??

Saudaraku, bahkan jika seluruh makhluk dari generasi pertama hingga generasi terakhir kalangan jin dan manusia mendurhakai Allah hingga taraf kedurhakaan paling tinggi, maka tidaklah hal tersebut mengurangi kemuliaan Allah sedikitpun. Allah tidak pernah rugi sama sekali.

Maka semestinya kau mengetahui bahwa yang rugi adalah dirimu sendiri. Allah tidaklah memaksamu memilih jalan hidupmu. Bahkan kau bebas berbuat sekehendak hatimu. Dia hanya menolongmu agar kelak kau selamat. Sebab Dialah yang menghisabmu nanti.

Dan wahai saudaraku yang semoga Allah memuliakanmu..

Aku percaya kau memiliki kepercayaan diri untuk berdiri dan mengatakan:
“Aku yakin bisa memulai untuk menempatkan perintah Allah di atas keinginan atau kekhawatiranku sendiri. Dengan pertolongan-Nya aku percaya dapat melakukannya ‘Kami dengar dan kami taat’.”

Ketahuilah, apabila niatmu benar dan ada kesungguhan atasnya maka dengan pertolongan Allah, Dia-lah yang akan memberimu kesiapan dan kemantapan, tanpa perlu kau katakan, “..nanti saja jika sudah mantap..”

Dia pulalah yang akan memberimu keistiqamahan. Tanpa perlu ragu dan mengatakan, “..nanti saja, khawatir jilbab-nya on-off”


Kesembilan“Suatu hari nanti aku pasti berjilbab, tidak sekarang..!”
Semoga Allah memberi hidayah dan taufiq kepada kita..

Andaikan sahabat karibmu saat ini meneleponmu kemudian berkata “Nonton yuk!”, maka kemungkinan besar kau akan menjawab dengan bersemangat “yuk…kapan?? “

Lihatlah begitu semangatnya kau bersegera untuk melakukan sesuatu demi kesenangan duniamu. Sedangkan untuk kesenangan di akhiratmu kau mengatakan “..tidak sekarang!”

Saudaraku, beritahu aku apa yang kau maksudkan dengan suatu hari nanti PASTI?
Jangan katakan bahwa kau dapat meramal masa depanmu dimana kau mengataka,
“Hari itu.. aku pasti memakai jilbab!”

Semoga Allah memberimu kecerdasan. Kau tahu bahwa seorang yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat pemutus kelezatan (maut). Cobalah berpikir untuk meluangkan sedikit waktumu demi mengingat kematian. Sebab yang pasti terjadi adalah hari dimana kau mati.

Kau tidak pernah tahu kapan dan di bumi mana kau akan diwafatkan. Maka berpikirlah kembali sebelum mengatakan, “.. tidak sekarang, biarlah suatu saat nanti.”

Bahkan saudaraku, kau tidak pernah tahu apakah esok hari kau masih diberi kesempatan oleh Rabb-mu menuju tempat kerjamu dengan gaya rambut terbaru.


Kesepuluh“Hidayah belumlah sampai kepadaku..”
Saudaraku, apabila kau menginginkan sebuah sepatu baru, anggaplah kau pernah melihatnya di sebuah swalayan di kotamu. Kemudian kau duduk di rumahmu tanpa mengupayakan sesuatu berupa uang yang cukup dan usahamu untuk membeli sepatu tersebut lantas kau mengatakan, “Aku berharap sepatu dambaanku tersebut tiba dirumahku secepatnya.” Apakah kau berpikir sepatu tersebut akan benar-benar datang padamu?

Sungguh hidayah terlalu mahal untuk kau tunggui tanpa mengupayakan sesuatu yang berarti saudaraku..

Sesuai dengan usaha yang engkau berikan,
maka engkau akan mendapatkan apa yang engkau angan-angankan.

Bahwa “Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” [Al-Baqarah: 213]

Namun hidayah perlu untuk dipinta. Bahkan wajib bagi setiap hamba Allah untuk meminta hidayah kepada-Nya.
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi yang artinya,

“Wahai hamba-hambaKu, kalian semua sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian.”

Maka lakukanlah sesuatu yang berarti wahai saudaraku!

Bersemangatlah untuk memperbanyak meminta hidayah dan taufiiq kepada Allah Azza wajalla, serta tempuhlah sebab agar semakin dekat dengan-Nya. Sungguh melakukan ketaatan dan amalan shalih serta berupaya menjauhi hal-hal yang diharamkan Allah merupakan suatu upaya yang sangat berarti untuk memperoleh hidayah yang kau dambakan tersebut.

Sebagai penutup, izinkanlah aku mengutip sebuah nasihat indah dari seorang mantan petinju dunia, Muhammad Ali kepada putrinya Hana. Barangkali saja semakin menambah motivasimu untuk tidak menunda berhijab. Semoga Allah menjagamu..
“Hana, segala sesuatu ciptaan Allah yang berharga di muka bumi ini senantiasa tertutup dan sulit untuk didapatkan. Di manakah engkau menemukan berlian? Jauh di dalam tanah, tertutup dan terlindungi. Di manakah engkau menemukan mutiara? Jauh di dasar samudera, ttertutup dan terlindungi dalam sebuah cangkang yang keras. Di manakah engkau menemukan emas? Jauh di dalam tanah yang ditambah, tertutup oleh banyak lapisan batuan... Engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya.”
Ia memandang dengan tatapan mata yang serius.
“Demikian pula tubuhmu. Jauh lebih berharga dari pada berlian dan mutiara, maka engkau juga harus mengenakan hijab agar tertutup.”
Hanya kepada Allah aku meminta agar menjadikan kita semua sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup kejelekan, dan tidak ada daya serta upaya kecuali dengan pertolongan Allah.

Wallahu Ta’ala A’lam

Allah Saja-lah yang memberi taufiiq